dn newS |
JAKARTA- PB HMI bersama delapan organisasi yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus melakukan audiensi di kantor kedutaan Myianmar (Rabu, 30/11/16), atas tragedi kemanusiaan di Rohingya.
Dalam pertemuan tersebut Kelompok Cipayug Plus menyampaikan enam penyataan sikap megenai tragedi pembantaian di Rohingya. Dalam Pertemuan tersebut Mulyadi P Tamsir Ketua Umum PB HMI menyampaikan aksi kali ini bukan karena alasan sama-sama agama islam melainkan rasa kemanusiaan, itulah alasan Cipayung Plus ini bertindak.
Pihak Kedutaan Myianmar menanggapi peyampaian Cipayung Plus dalam audiensi tersebut, sempat menyinggung juga hal yang terjadi di Rohingya juga pernah terjadi di Aceh, Papua dan perang antar suku diberbagai daerah Indonesia. Kedubes Myanmar juga mengatakan bahawa penduduk Rohingya bukan penduduk asli Miyanmar melaikan pendatang dari India, Bangladesh dan Pakista. Mereka juga mengakui Negara mereka baru Berdemokrasi tidak seperti Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara.
Namun Mulyadi menepis hal itu, bahwa kejadian di Aceh atau Papua bukan jadi alasan, menurut Mulyadi ada perbedaan cara penanganan oleh pihak PM Myanmar dan PM Indonesia dimana seperti kejadian di Aceh Pemerintah Indonesia melakukan penertiban terhadap GAM dan menjamin keamanan pada masyarakat sipil yang tidak tahu apa-apa.
Mulyadi dalam penyampaiannya juga sebelum menutup pertemuan, meminta PM Myianmar lewat kedubes untuk menyelesaikan masalah ini lebih manusiawi, jika memang dalih PM Myanmar masyarakat disana adalah pendatang, lakukan upaya-upaya komunikasi kepada negara asal mereka.
“di Indonesia juga banyak warga pendatang seperti etnis Tionghoa dan Arab yang sudah lama di sini, juga bangsa Indonesia tetap mengakui mereka sebagai bagian dari NKRI, kami juga tidak ingin kasus ini merembet kepada tindakan anarki masyarakat Muslim Indonesia yang dalam ajaran Islam sesama Islam adalah saudara. tutup Mulyadi (hos)
Rate This Article
Thanks for reading: CIPAYUNG PLUS MEMINTA PM MYANMAR SELESAIKAN TRAGEDI ROHINGYA LEBIH MANUSIAWI, Sorry, my English is bad:)