Follow Aras Atas on Facebook Contact Us Open!

Jalan Juang Virtual Power Indonesia


Jalan Juang Virtual Power Indonesia

Oleh ; Sabda Ali Wijaya

Bangsa membutuhkan landasan yang kokoh untuk berdiri, dan membutuhkan prinsip-prinsip yang tangguh namun berkeadilan. Semangat berbangsa harus dilandasi persamaan antara Sabang dan Merauke, dan ini harus menjadi sesuatu yang dimiliki bersama oleh seluruh masyarakat di Nusantara. Banyaknya kesamaan antara masyarakat nusantara, sehingga memudahkan untuk berkomunikasi dan membangun relasi.

Para Founding Fathers negara kita berkumpul untuk menciptakan prinsip-prinsip inti bangsa kita. Prinsip-prinsip ini mencakup gagasan kesetaraan antara bangsa dan negara kita, dan pemahaman bahwa kedua belah pihak memiliki nilai dan kepentingan yang sama.

Sukarno percaya bahwa bangsa dan negara harus didasarkan pada prinsip kesetaraan. Ia berpendapat bahwa prinsip ini lahir dari perenungan mendalam dan merupakan hasil serapan para pendiri akan kesadaran akan asal-usul, akar budaya, pola sosial, dan akulturasi sistem kepercayaan dari semua yang hadir. Mereka terfokus pada tujuan tumbuh dan berkembang dalam keragaman, tetapi dalam kerangka nasionalisme. Sukarno menciptakan istilah Panca-Sila untuk menjelaskan konsepnya dalam pidato yang mengesankan.

Sidang BPUPKI berlangsung dari tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Bung Karno bukanlah orang pertama yang berbicara tentang dasar negara, melainkan Mohammad Yamin yang pertama kali berpidato dan mengajukan lima butir sebagai rumusan dasar pada bulan Mei. 29 Tahun 1945. Dr. Soepomo juga mengajukan lima pokok pokok pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 dengan susunan, (1) Persatuan (2) Kekeluargaan (3) Keseimbangan Rohani (4) Musyawarah (5) Keadilan Rakyat. Nama-nama besar lainnya juga memberikan sumbangan pemikiran tentang prinsip-prinsip dasar negara, seperti Muhammad Hatta, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Wiranatakoesoema, Soesanto Tirtoprodjo, dll.

Ketiga tokoh penting itu merasa bahwa kerangka dasar suatu bangsa dan masyarakat harus didasarkan pada bentuk dan sifat. Mereka merasa bangsa ini secara keseluruhan harus menyadari hal-hal tersebut, agar keputusan diambil dengan hati-hati dan perdebatan dilakukan dengan cara yang menguntungkan semua orang. Pada akhirnya, mereka semua menyepakati lima prinsip sebagai dasar negara. Tidak ada yang merasa dikecewakan atau disingkirkan.

Pancasila diciptakan oleh para founding father (sesepuh) pada tahun 1800-an, dan merupakan pedoman bagi bangsa Indonesia untuk menjalani kehidupannya dengan cara yang bermakna dan baik. Lima butir Pancasila bukanlah gagasan yang dibuat-buat, melainkan fakta yang didasarkan pada sejarah bangsa Indonesia. Pancasila bukan hanya simbol masa lalu, tetapi juga panduan untuk masa depan, dan penting bagi generasi muda untuk mempelajarinya.

Bung Karno mengajukan pertanyaan ini kepada temannya di forum pertemuan dunia, dan temannya menjawab bahwa itu mungkin.

Kepala Negara mengatakan, setelah dia meninggal, kehidupan rakyatnya akan sulit. Dia mengatakan bahwa dia telah menyiapkan pasukan dan senjata untuk melindungi bangsa dan rakyat. Ia bertanya kepada Bung Karno apa yang telah ia persiapkan untuk bangsa. Bung Karno menjawab bahwa dia telah mewarisi Pancasila sebagai pedoman hidup mereka. Kepala Negara mengatakan bahwa ini adalah harta berharga yang didapat setelah menang besar dengan mengorbankan banyak hal. Ia mengatakan, tantangan terberat Bung Karno adalah mempertahankan gelar juara. Bung Karno akan sangat sibuk mempertahankan gelarnya, agar tidak jatuh ke tangan orang lain dan disibukkan dengan bagaimana seharusnya mempertahankan prestasinya agar tetap unggul atau setidaknya tetap stabil.

Pancasila adalah seperangkat prinsip yang harus diyakini oleh semua orang Indonesia, dan yang akan membantu menyukseskan negara kita. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, pentingnya keadilan dan hak asasi manusia, serta perlunya persatuan Indonesia. Pemerintah akan terdiri dari orang-orang yang bijaksana dan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, melalui penggunaan demokrasi.


Rate This Article

Thanks for reading: Jalan Juang Virtual Power Indonesia, Sorry, my English is bad:)

About the Author

Aras Atas

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.
// //