

Pendidikan: Kunci Pola Pikir dan Karakter yang Kuat
Pendidikan dan Dampaknya pada Pola Pikir
Narasi-Aras Atas - Pendidikan bukan cuma soal duduk di kelas dan menghafal materi. Lebih dari itu, pendidikan membentuk cara berpikir dan karakter seseorang. John Dewey bilang bahwa pendidikan adalah pengalaman yang terus berkembang, sedangkan Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan yang membangun manusia mandiri dan beradab.

Kalau kita lihat dari sudut pandang ini, jelas pendidikan bukan cuma soal nilai ujian atau gelar. Yang lebih penting adalah bagaimana seseorang bisa berpikir kritis, memecahkan masalah, dan memahami nilai-nilai kehidupan. Pendidikan yang berkualitas seharusnya mencetak manusia yang berkontribusi, bukan sekadar pekerja yang mengikuti sistem.
Menurut laporan World Bank (2023), negara dengan sistem pendidikan berbasis literasi kritis cenderung lebih inovatif dan ekonominya lebih maju. Sayangnya, di Indonesia, pendidikan masih berorientasi pada hafalan dan ujian standar. Laporan PISA 2022 menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain di Asia.
Literasi juga jadi faktor penting. Sayangnya, menurut Perpustakaan Nasional (2023), hanya 0,001% penduduk Indonesia yang punya kebiasaan membaca buku secara rutin. Kalau ini terus dibiarkan, bakal makin sulit bagi generasi muda untuk tumbuh jadi individu yang kreatif, inovatif, dan mandiri.
Paulo Freire dalam Pedagogy of the Oppressed mengkritik sistem pendidikan yang hanya "menuangkan" ilmu tanpa mengajarkan siswa untuk berpikir. Ia menawarkan konsep pendidikan dialogis yang lebih interaktif.
Indonesia bisa menerapkan ini dengan pendekatan berbasis problem-solving, diskusi terbuka, dan proyek kreatif. Kurikulum juga harus lebih fleksibel, biar siswa bisa menggali potensinya sendiri tanpa sekadar mengejar nilai ujian. Guru harus jadi fasilitator, bukan sekadar pemberi instruksi.
Membangun generasi dengan pola pikir kritis dan karakter kuat bukan cuma tugas sekolah. Keluarga harus menanamkan kebiasaan membaca sejak kecil. Sekolah harus lebih interaktif dalam mengajar. Pemerintah juga perlu mereformasi sistem pendidikan biar lebih relevan dengan zaman.
Kalau kita mau generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan, pendidikan harus jadi alat pembebasan, bukan sekadar kewajiban. Saatnya membangun sistem yang benar-benar membentuk pola pikir dan karakter, bukan hanya mengejar angka di atas kertas.
Join the conversation