.webp)

Gen-Z Jangan Galau, Baca Tulisan Ini Agar Hidup Merdeka Keluar Dari Kecemasan
Kurator Penulisan: SIW
Hari ini, saya mendapat tantangan dari junior kampus untuk membedah masalah-masalah anak muda, khususnya yang berkaitan dengan Gen-Z. Tantangan ini semakin menarik karena saya diminta menggunakan pendekatan psikologis Sigmund Freud. Tidak terlalu susah bagi saya untuk menakar bagaimana warna pikiran Psikolog dari Austria ini, karena sudah membaca gagasan-gagasannya.
Jika masalah Gen-Z atau umumnya Pemuda, banyak dari mereka merasa terjebak dalam ketidakpastian hidup, kehilangan arah, serta mengalami tekanan mental yang cukup berat. Maka, penting untuk memahami persoalan ini secara lebih mendalam, bukan hanya dari sudut pandang pengalaman pribadi, tetapi juga melalui analisis psikologis dan filosofis yang lebih sistematis.
Masalah kejiwaan anak muda, khususnya Gen-Z, dapat dianalisis melalui pendekatan psikologi dan filsafat eksistensial. Sigmund Freud menjelaskan bahwa kondisi mental seseorang terbentuk dari tiga elemen utama, Id, Ego, dan Superego.
Id adalah dorongan bawah sadar yang menginginkan kepuasan instan, Superego berfungsi sebagai pengontrol moral berbasis norma sosial, dan Ego menjadi penyeimbang keduanya agar individu dapat beradaptasi dengan realitas. Pada masa muda, konflik antara ketiga aspek ini sering terjadi. Id menginginkan kebebasan dan kesenangan, sementara Superego menuntut kepatuhan terhadap norma, dan Ego berusaha mencari keseimbangan.
Jika individu tidak mampu mengelola konflik ini, mereka bisa mengalami stres, kecemasan, atau bahkan gangguan psikologis. Untuk mengatasinya, Freud menyoroti peran mekanisme pertahanan diri, seperti represi (menekan ingatan buruk), proyeksi (menyalahkan orang lain), dan regresi (kembali ke perilaku kekanak-kanakan).
Jika mekanisme ini digunakan secara berlebihan, individu akan kesulitan menghadapi realitas dan mengalami ketidakstabilan emosional. Oleh karena itu, agar pemuda dapat mengatasi ketegangan psikologisnya, mereka perlu melibatkan unsur eksternal seperti mentor atau Organisasi yang membantu mereka memahami realitas sosial dengan lebih baik. Karena dari semua permasalahan kepemudaan, penekanan terjadi datang dari luar dan bergantung kekuatan internal bagaimana cara meresponnya. Maka orang ketiga (Orang Yang Berpengalaman) bisa menjadi penetral masalah.
Untuk melengkapi pandangan diatas, saya ingin mengulas padangan Rollo May, seorang Psikolog Eksistensialisme. May melihat permasalahan pemuda dari perspektif "Kecemasan Eksistensial", yaitu ketakutan menghadapi ketidakpastian hidup dan pencarian makna diri. Berbeda dengan Freud yang menekankan konflik bawah sadar, May menyoroti krisis identitas dan keterasingan sosial sebagai penyebab utama guncangan psikologis pada pemuda.
Mereka sering merasa terpisah dari budaya dan nilai-nilai tradisional yang semakin memudar, serta menghadapi kesulitan dalam membangun hubungan yang autentik (Baca: Ulasan Saya tentang hubungan yang Autentik). Dunia modern yang serba cepat membuat mereka sulit menemukan pegangan yang jelas, sehingga banyak dari mereka mengalami, depresi, dan keterasingan sosial. Maka beralasan jika ada nasihat jangan bergantung informasi pada dunia maya.
Menurut May, pemuda harus memiliki keberanian eksistensial, yaitu berani menerima kecemasan, menciptakan makna hidup sendiri, dan membangun hubungan yang otentik, meskipun ada risiko kegagalan. Kecemasan tidak harus dihindari, melainkan dihadapi sebagai bagian dari proses kedewasaan. Saya ulangi, "Kecemasan tidak harus dihindari, melainkan dihadapi sebagai bagian dari proses kedewasaan."
Jika Freud dan May melihat persoalan dari sisi psikologis, Søren Kierkegaard menawarkan solusi melalui tahapan eksistensi manusia, yang terdiri dari tahap Estetik, Etis, dan Religius. Pada tahap Estetik, seseorang masih hidup dalam kesenangan tanpa memikirkan tanggung jawab. Namun, pada tahap Etis, individu mulai menyadari pentingnya moralitas, tanggung jawab, dan pencarian makna hidup yang lebih mendalam. Sementara tahap Religius adalah puncak eksistensi, di mana individu menyadari keterbatasannya dan menyerahkan diri kepada Tuhan sebagai sumber makna sejati.
Berdasarkan tahapan ini, pemuda sebaiknya berfokus pada tahap Etis, yaitu mulai mengambil tanggung jawab atas hidupnya, mencari tujuan yang lebih bermakna, serta membangun kesadaran moral yang kuat. Dalam tahap ini, peran komunitas, organisasi pemuda dan lingkungan sosial sangat penting untuk membantu pemuda membentuk identitas dan menghadapi tantangan hidup secara lebih bijaksana.
Ketiga tokoh ini menawarkan perspektif yang berbeda namun saling melengkapi. Freud menekankan pentingnya keseimbangan antara Id, Ego, dan Superego, May menyoroti Keberanian dalam menghadapi kecemasan eksistensial, dan Kierkegaard menekankan perlunya transisi (proses perubahan) dari tahap Estetik ke tahap Etis dalam pencarian makna hidup. Oleh karena itu, agar pemuda dapat keluar dari krisis kejiwaan dan menemukan arah hidup yang lebih jelas, mereka perlu:
Pertama, Mengelola konflik psikologis secara sehat dengan membangun mekanisme pertahanan yang adaptif (menerima masalah sebagaimana adanya) , bukan destruktif (penolakan yang keras pasa ketidakberdayaan)
Kedua, berani menghadapi (masalah) kecemasan eksistensial dengan mencari makna hidup secara aktif dan membangun hubungan yang autentik. Seseorang perlu menceritakan masalahnya pada sahabatnya.
Ketiga, memasuki tahap etis dalam hidupnya, yaitu mulai bertanggung jawab atas diri sendiri, mengembangkan kesadaran moral, dan terlibat dalam komunitas yang membangun. Pemuda sangat perlu menentukan tujuan antara (capaian jangka pendek) dan tujuan akhir yang berbasis pada keyakinan yang lebih besar.
Dengan langkah-langkah ini, pemuda dapat menemukan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab, antara kecemasan dan makna hidup, serta antara realitas sosial dan nilai-nilai pribadi. Proses kedewasaan tidak bisa dihindari, tetapi bisa diarahkan agar lebih bermakna dan membangun kehidupan yang lebih baik.
Silahkan Beri Komentar mengenai Tulisan di atas. Beri komentar di kolom komentar di bawah... | arasatas.com
3 comments